BEIJING (Reuters) – China pada hari Selasa mengeluarkan peringatan keras terhadap upaya Amerika Serikat untuk mempengaruhi pejabat pemerintahnya, setelah CIA merilis dua video pendek berbahasa Mandarin di media sosial yang mencoba membujuk pejabat China untuk membocorkan rahasia negara.
Video tersebut menggambarkan skenario fiktif di mana seorang pejabat senior China dan seorang pekerja pemerintah junior yang memiliki akses ke informasi rahasia merasa kecewa dengan sistem di negaranya dan akhirnya mendekati CIA. Langkah ini oleh badan intelijen AS dipandang sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk memperoleh informasi sensitif dari dalam China.
Dalam tanggapannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengecam tindakan tersebut sebagai “pengakuan yang memberatkan” dan bukti jelas dari upaya CIA untuk “mencuri” rahasia dari negara lain. Ia menegaskan bahwa video tersebut adalah bagian dari strategi Amerika Serikat untuk merusak citra China dan membujuk pejabat pemerintahnya untuk berpihak kepada mereka.
“AS tidak hanya dengan jahat mencemarkan nama baik dan menyerang China, tetapi juga secara terang-terangan menipu dan membujuk personel China untuk memihaknya, dan bahkan secara langsung menargetkan pejabat pemerintah China,” ujar Lin Jian dalam jumpa pers rutin.
Pernyataan keras dari Beijing ini muncul setelah video-video tersebut diposting di platform media sosial oleh CIA beberapa hari sebelumnya. Dalam video tersebut, CIA mencoba untuk meyakinkan pejabat China yang diduga kecewa dengan sistem politik negaranya untuk mempertimbangkan mengungkapkan informasi sensitif kepada Amerika Serikat, sebagai bagian dari upaya memperluas jaringan mata-mata mereka.
China telah berulang kali menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya melakukan kegiatan mata-mata dan sabotase terhadap negara mereka. Beijing menegaskan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menindak segala bentuk infiltrasi dan sabotase oleh kekuatan asing yang anti-China.
Tanggapan ini menunjukkan ketegangan yang semakin memanas antara kedua negara besar dunia tersebut, yang telah terlibat dalam sejumlah isu strategis dan geopolitik, termasuk perdagangan, teknologi, dan kebijakan luar negeri.
China menegaskan bahwa mereka akan tetap waspada terhadap upaya-upaya yang berpotensi merusak stabilitas dan keamanan nasional mereka, serta berkomitmen untuk menindak setiap bentuk infiltrasi atau sabotase yang dilakukan oleh pihak asing. ( Editor.AMC )