SEKILAS INFO
Selamat Datang di Website Amir Mahmud Center
Kamis, 22/5/2025

Kapolri dan UAS Bertukar Doa, Simbol Sinergi Ulama dan Aparat Negara

Amir Mahmud 

Amir Mahmud Center menyaksikan peristiwa positif hangat yang terjadi di ruang publik nasional pada 20 Mei 2025, ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Ustaz Abdul Somad (UAS). Momen ini tidak hanya mencerminkan rasa hormat antara pemimpin institusi negara dan tokoh agama, tetapi juga menjadi simbol penting dari jalinan komunikasi yang sejuk, santun, dan penuh etika antara negara dan umat.

Dalam video yang dibagikan oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Kapolri Jenderal Sigit menyampaikan dengan khidmat:

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat ulang tahun Tuan Guru Ustaz Abdul Somad. Semoga selalu diberikan barokah, panjang umur, dan selalu dalam perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salam hormat untuk seluruh keluarga besar. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Ucapan tersebut bukan sekedar bentuk penghormatan pribadi, melainkan cerminan sikap institusional dari aparat negara yang menghargai nilai-nilai spiritual dan budaya sebagai pilar kebangsaan.

Menariknya, UAS membalas dengan gaya khasnya melalui pantun yang lembut dan penuh makna:

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Memang harum bunga rampai, dicium orang yang lalu. Ucapan Pak Kapolri sudah sampai, semoga sukses selalu. Terima kasih, wassalamu’alaikum warahmatullah.”

Balasan ini menunjukkan bukan hanya kesantunan dalam komunikasi, tetapi juga kekuatan dakwah UAS yang membangun tradisi lokal. Pantun Melayu digunakan sebagai sarana syiar yang merakyat, ringan, dan menyentuh hati.

Amir Mahmud Center melihat komunikasi semacam ini sebagai praktik nyata dari Islam yang menyejukkan, Islam yang membimbing, dan Islam yang bersinergi dengan kekuatan negara dalam membangun kedamaian dan ketenteraman sosial.

Di tengah iklim sosial yang kadang dirundung prasangka dan polarisasi, interaksi hangat antara pemimpin negara dan pemuka agama seperti ini adalah oase yang menginspirasi. Bangsa ini tidak kekurangan tokoh—yang diperlukan adalah keteladanan dalam menyapa, menghargai perbedaan, dan memperkuat semangat persahabatan dengan adab dan kasih sayang.

Sinergi antara aparat penegak hukum dan tokoh agama merupakan fondasi penting dalam menjaga keharmonisan masyarakat. Negara memiliki legitimasi struktural, sedangkan ulama memiliki legitimasi moral dan spiritual. Ketika keduanya berjalan beriringan, maka kepercayaan masyarakat akan tumbuh, dan ketahanan nasional dapat diperkuat dari dalam.

Amir Mahmud Center memandang hubungan seperti ini sebagai bentuk hubungan ideal antara ulama dan umara . Dalam sejarah Islam maupun perjalanan bangsa Indonesia, sinergi antara dua elemen ini telah menjadi pilar yang menyelamatkan negeri dari berbagai tantangan dan krisis.

Hubungan antara Kapolri dan UAS dalam konteks ini bukan hanya bersifat simbolik, melainkan gambaran nyata dari diplomasi kultural yang menjembatani negara dan umat. Ketika tokoh-tokoh besar berbicara dalam bahasa kasih sayang, maka masyarakat pun akan menjawab dengan kepercayaan dan ketenangan.

Amir Mahmud Center berharap momen ini menjadi teladan dalam komunikasi publik nasional. Menyampaikan doa, salam, dan penghormatan tidak hanya kewajiban moral, tetapi juga strategi kebangsaan. Di tengah berbagai tantangan disintegrasi sosial dan disinformasi ideologi, bangsa ini memerlukan narasi-narasi yang mencerahkan dan menyatukan.

Semoga tradisi saling mendoakan dan saling menghormati antara pemimpin negara dan tokoh agama terus terpelihara dan diwariskan. Agar Indonesia tetap berada dalam naungan rahmat, harmoni, dan persatuan. Editor Amir ( AMC )