SEKILAS INFO
Selamat Datang di Website Amir Mahmud Center
Jumat, 7/11/2025

Ketika Korupsi Menjadi Hiburan Publik

Oleh. Amir Mahmud

Indonesia tampak religius di permukaan.
Simbol-simbol keagamaan hadir di mana-mana, doa menjadi pembuka setiap acara, dan tutur kata moral nyaris tak pernah absen dari panggung publik. Namun ironinya, di balik semua itu, korupsi tetap tumbuh subur. Ia tidak lagi dianggap aib, melainkan tontonan — terkadang bahkan hiburan yang mengundang tawa.

Masalah terbesar bangsa ini bukan pada lemahnya hukum, melainkan pudarnya rasa malu dan tanggung jawab batin. Banyak orang tahu apa yang salah, tetapi tidak lagi merasa bersalah. Bahkan pelanggaran dapat dibungkus dengan alasan kepentingan, loyalitas, atau keberhasilan pribadi.

Korupsi adalah cermin kebudayaan kita yang retak. Ia bukan hanya kejahatan administratif, tetapi tanda bahwa bangsa ini sedang kehilangan keseimbangan moral. Ketika nilai diukur dari keuntungan, bukan dari kebenaran, maka hukum hanya menjadi permainan, dan kejujuran sekadar strategi pencitraan.

Menurut Amir Mahmud Center (AMC), korupsi tidak dapat diberantas hanya dengan menambah lembaga, aturan, atau ancaman hukuman. Pemberantasan korupsi membutuhkan kebangkitan moral dan budaya tanggung jawab sosial.
Yang harus dihidupkan kembali bukan sekadar ketakutan terhadap sanksi, tetapi rasa malu ketika mengkhianati kepercayaan publik.

“Ketika rasa malu hilang, korupsi bukan lagi kejahatan — ia menjadi kebiasaan.

Bangsa yang ingin beradab tidak cukup berdoa agar bersih dari korupsi. Ia harus berani menjadikan kejujuran sebagai gaya hidup, bukan slogan. Editor. Amir