SEKILAS INFO
Selamat Datang di Website Amir Mahmud Center
Jumat, 7/11/2025

Ketika Polisi Adalah Penjaga Kehormatan Hak Asasi Manusia(Refleksi atas gagasan Komjen Pol. Dr. Marthinus Hukom)

Oleh. Amir Mahmud


(Refleksi atas gagasan Komjen Pol. Dr. Marthinus Hukom)

Di tengah hiruk pikuk kehidupan sosial yang kian kompleks, gagasan Komjen Pol. Dr. Marthinus Hukom tentang pembangunan manusia sejati menjadi oase yang menyejukkan. Ia tidak berbicara tentang hukum dalam bahasa kaku peraturan, tetapi tentang manusia dalam dimensi harkat dan martabat.

Menurut beliau, pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan berjenjang akan melahirkan self confidence (kepercayaan diri), self respect (harga diri), dan self esteem (kehormatan diri). Ketiga nilai ini adalah fondasi moral bagi bangsa yang ingin beradab. Dari individu yang menghormati dirinya sendiri, akan tumbuh masyarakat yang menghormati sesamanya.

Ketika seseorang memahami dan menghargai haknya, ia akan lebih mudah menghormati hak orang lain. Di sinilah muncul mutual recognition — kesadaran saling menghargai yang menjadi basis dari kehidupan sosial yang damai. Sebaliknya, hilangnya rasa saling menghormati melahirkan apa yang oleh para filsuf disebut struggle for recognition — perjuangan saling mengakui yang sering menjelma menjadi konflik sosial, kekerasan, dan disintegrasi.

Komjen Marthinus menegaskan, dalam konteks inilah fungsi kepolisian lahir: bukan semata untuk menegakkan hukum, melainkan untuk menjaga keseimbangan hak-hak alami manusia. Polisi hadir sebagai penjaga peradaban, bukan sekadar aparat penegak peraturan. Ia melindungi manusia dari manusia lain yang berpotensi melanggar batas-batas kemanusiaannya sendiri.

Pandangan ini menempatkan polisi bukan sebagai alat kekuasaan, tetapi sebagai representasi moral negara. Ia menjadi penjaga public virtue — kebajikan publik yang menjaga tatanan sosial dari kehancuran moral. Polisi yang memahami fungsi ini tidak akan mudah tergoda oleh politik, popularitas, atau kepentingan kelompok, sebab ia bekerja untuk satu nilai yang abadi: keadilan.

Gagasan ini sejatinya mengingatkan kita bahwa pembangunan bangsa tidak dimulai dari beton dan gedung, melainkan dari kesadaran akan harga diri dan penghormatan terhadap sesama. Dari sanalah lahir manusia yang kuat, masyarakat yang harmonis, dan negara yang beradab.Editor Amir