SEKILAS INFO
Selamat Datang di Website Amir Mahmud Center
Jumat, 7/11/2025

Mendukung Reformasi Polri Tanpa Prasangka

Oleh. Amir Mahmud

Reformasi Polri kembali menjadi sorotan publik. Di tengah derasnya arus kritik dan tuntutan perubahan, muncul dua arus besar yang saling bertolak belakang: sebagian masyarakat menyerukan pembenahan yang total, sementara sebagian lain terjebak dalam prasangka dan kecurigaan yang menyeluruh. Padahal, reformasi sejati hanya dapat tumbuh di atas pondasi kepercayaan dan kemauan bersama untuk memperbaiki diri.

Polri bukan sekadar institusi penegak hukum; ia adalah pilar keamanan, ketertiban, dan rasa aman rakyat Indonesia. Dalam sejarah panjang pasca-reformasi 1998, Polri telah menempuh perjalanan berat: memisahkan diri dari militer, membangun sistem profesional, dan berupaya memperkuat integritas kelembagaan. Proses itu tentu tidak selalu mulus. Ada catatan kritis, ada peristiwa yang melukai kepercayaan publik, namun ada pula ribuan kisah pengabdian yang sering luput dari pemberitaan.

Karena itu, AMC memandang bahwa reformasi Polri harus dikawal dengan kesadaran, bukan kecurigaan. Kritik adalah bagian dari cinta terhadap negeri, tetapi prasangka yang membabi buta justru menghancurkan kepercayaan sosial — modal utama bagi keberhasilan reformasi itu sendiri. Tidak ada pembenahan yang berhasil bila publik kehilangan keyakinan terhadap aparat yang menjaga mereka. Begitu pula sebaliknya, tidak ada aparat yang bisa berubah bila masyarakat menutup ruang kepercayaan.

Mendukung reformasi Polri berarti mendukung penegakan hukum yang berkeadilan, profesional, dan manusiawi. Namun dalam waktu yang sama, kita juga harus menolak generalisasi yang menilai semua anggota Polri dengan pandangan negatif. Di balik seragam dan tugas berat mereka, ada manusia yang berjuang, ada pengabdian yang kadang tak terlihat. Kejujuran publik menuntut kita untuk menimbang dengan adil — mengoreksi yang salah, sekaligus menghargai yang benar.

Isu tentang transparansi, profesionalisme, dan integritas institusi kini menjadi perbincangan hangat di ruang-ruang publik. Di satu sisi, masyarakat menuntut perubahan yang nyata — Polri yang bersih, humanis, dan akuntabel. Namun di sisi lain, muncul kecenderungan sebagian pihak yang menilai semua aparat dengan kacamata buruk, seolah institusi ini tak lagi memiliki arah moral. Di sinilah letak persoalan yang harus disadari bersama: kritik tidak boleh bergeser menjadi prasangka.

Sejak awal reformasi 1998, Polri telah berupaya melepaskan diri dari bayang-bayang masa lalu — menjadi institusi sipil yang berdiri di atas hukum dan melayani rakyat. Upaya itu tidak mudah. Perubahan struktur, sistem pendidikan, hingga penegakan etika internal terus dilakukan. Namun reformasi kelembagaan selalu memerlukan waktu, konsistensi, dan dukungan publik. Tidak ada reformasi yang berhasil di tengah ketidakpercayaan total masyarakat kepada aparatnya sendiri.

AMC menegaskan bahwa reformasi Polri adalah tanggung jawab bersama bangsa ini, bukan hanya tugas internal lembaga. Masyarakat memiliki hak untuk mengawasi, tapi juga kewajiban untuk memahami konteks. Media berhak mengkritik, tapi juga berkewajiban menjaga keadilan narasi. Karena Polri bukan entitas asing — mereka adalah bagian dari tubuh bangsa, anak-anak rakyat yang bekerja dalam tekanan, risiko, dan tuntutan yang besar.

Kita boleh menuntut Polri yang bersih, tapi jangan kehilangan empati terhadap manusia di balik seragam itu. Setiap anggota Polri adalah individu yang sedang berjuang di tengah sistem yang juga sedang dibenahi. Maka, jangan berburuk sangka kepada Polri — berilah ruang bagi pembenahan, sekaligus dorongan moral bagi mereka yang ingin memperbaiki diri dari dalam.

AMC percaya bahwa masa depan reformasi Polri tidak akan ditentukan oleh suara keras di luar, melainkan oleh kemauan untuk bekerja bersama: masyarakat yang jujur, media yang berimbang, dan institusi yang terbuka terhadap kritik. Hanya dengan cara itu, Polri akan benar-benar menjadi pengayom yang dipercaya rakyat — bukan karena slogan, tapi karena kejujuran dan keberanian dalam perubahan. Editor Amir 

Dan karena itulah AMC menegaskan pesan moralnya:

“Reformasi Polri hanya akan berhasil bila dikawal dengan kepercayaan, bukan dengan prasangka — sebab perubahan sejati tumbuh dari kemauan bersama antara rakyat dan aparat untuk saling memperbaiki.”