SUKOHARJO – Menyikapi menguatnya polarisasi identitas dan ekstremisme berbasis agama, DPD KNPI Kabupaten Sukoharjo melalui Bidang Keagamaan akan menggelar Forum Diskusi Kelompok (FGD) lintas iman bertajuk “Generasi Harmoni: FGD Pemuda Sukoharjo untuk Moderasi dan Toleransi”. Kegiatan ini bertujuan memperkuat nilai kebangsaan di tengah kemajemukan masyarakat.
Acara akan digelar pada Sabtu, 31 Mei 2025, di Balai Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dengan menghadirkan 50 peserta dari berbagai elemen pemuda lintas agama dan kepercayaan. Forum ini mengusung tema “Pemuda sebagai Pilar Pemersatu Bangsa dalam Menghadapi Polarisasi dan Ekstremisme Berbasis Agama”, sebagai ruang dialog untuk merumuskan langkah konkret menjaga kerukunan.
Kegiatan ini digagas sebagai respons atas dinamika sosial pascapandemi, termasuk maraknya ketimpangan informasi di media sosial, ujaran kebencian, serta sentimen keagamaan sempit. Fadhel Moubharok Ibni Faisal, Ketua Penyelenggara sekaligus Wakil Ketua Bidang Keagamaan DPD KNPI Sukoharjo, menekankan bahwa forum ini dirancang untuk membangun jejaring dialog lintas iman yang tidak hanya retoris, tetapi juga menggerakkan aksi sosial berbasis solidaritas.
“Pemuda harus menjadi ujung tombak pemersatu bangsa, bukan terjebak dalam polarisasi identitas. Forum ini adalah wadah pembelajaran dan perjumpaan untuk membangun Indonesia yang toleran,” tegasnya.
Diskusi akan menghadirkan dua narasumber dengan perspektif moderat:
1. Antonius Alvaro D.S.J. (Wakil Ketua OMK St. Bonaventura Solo Baru) – Membahas peran pemuda Katolik dalam harmoni sosial.
2. Roudhotul Jannah, SH., MA. (Duta Damai Jawa Tengah) – Membagikan strategi melawan radikalisme melalui pendekatan digital dan kampanye damai.
Diskusi akan dimoderatori oleh Akbar, SH. (Pengurus Bidang Keagamaan DPD KNPI), dengan harapan tercipta dialog inklusif dan solutif.
DPD KNPI Sukoharjo menegaskan bahwa moderasi beragama harus diwujudkan dalam aksi nyata di tingkat akar rumput. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Sukoharjo sebagai ruang subur bagi kerjasama lintas generasi dan agama.
“Generasi Harmoni bukan sekadar seremoni, melainkan langkah awal kolaborasi berkelanjutan. Pemuda yang bersatu dalam toleransi adalah fondasi Indonesia yang damai,” pungkas Fadhel.
Redaktur: Akbar